Jumat, 08 November 2013

Reduplikasi



Kelompok 7 “ proses morfologis II “

Muhammad RajulKahfi                  A1B112213
Rahmiyatul ahda                             A1B112214
                                                               
                                                                Reduplikasi

A.      Pengertian reduplikasi
Reduplikasi adalah proses pengulangan kata, baik secara utuh maupun secara sebagian yang ada dalam bahasa Indonesia. Pengulangan kata adalah proses pembentukan kata dengan mengulang bentuk dasar, baik secara utuh maupun sebagian, baik dengan variasi fonem maupun tidak. (Soedjito, 1995:109)

B.      Jenis-Jenis Reduplikasi
1.       Kata ulang utuh atau murni
Kata ulang utuh atau murni merupakan kata ulang yang bagian perulangannya sama dengan kata dasar yang diulangnya. Dengan kata lain, kata ulang utuh atau murni terjadi apabila sebuah bentuk dasar mengalami pengulangan seutuhnya. Kata ulang utuh dibagi menjadi dua, yaitu :
-Kata yang diulang berupa kata dasar.
Contoh : ciri menjadi ciri-ciri
               Jalan menjadi     jalan-jalan

-Kata yang diulang berupa kata berimbuhan.
                                Contoh :Perumahan menjadi perumahan-perumahan
2.       Kata ulang berubah bunyi

Kata ulang yang berubah bunyi merupakan kata ulang yang bagian perulangannya mengalami perubahan bunyi, baik itu perubahan bunyi vocal maupun bunyi konsonan. Kata ulang jenis ini terjadi apabila ada pengulangan pada seluruh bentuk dasar, namun terjadi perubahan bunyi.


Kata ulang berubah bunyi yang mengalami perubahan bunyi vocal.
Contoh :       bolak-balik
                     Gerak-gerik

Kata ulang berubah bunyi yang mengalami perubahan bunyi konsonan.
Contoh :       sayur-mayur
                        Lauk-pauk

3.       Kata ulang sebagian

Kata ulang sebagian merupakan pengulangan yang dilakukan atas suku kata pertama dari sebuah kata. Dalam pengulangan jenis ini, vocal suku kata pertama diganti dengan vocal e.

Contoh :       laki menjadi lelaki
                     Luhur menjadi leluhur
                     Pohon menjadi pepohonan

4.       Kata ulang berimbuhan

Kata ulang berimbuhan merupakan bentuk pengulangan yang disertai dengan pemberian imbuhan.Chaer (2006:287) membagi kata ulang berimbuhan berdasarkan proses pembentukannya menjadi tiga, yaitu :

1.       Sebuah kata dasar mula-mula diberi imbuhan kemudian Baru diulang, umpamanya kata aturan-aturan;
2.       Sebuah kata dasar mula-mula diulang kemudian baru diberi imbuhan, misalnya kata lari yang mula-mula diulang sehingga menjadi lari-lari kemudian diberi awalan ber- sehingga menjadiberlari-lari;
3.       Sebuah kata diulang sekaligus diberiimbuhan, umpamanya kata meter yang sekaligus diulang dan diberi awalan ber- sehingga menjadi bentuk bermeter-meter.

5.       Kata ulang sebagian
Kata ulang sebagian adalah kata ulang yang dibentuk dari pengulangan sebagian dari bentuk dasar.
Contoh :       Berdesakan menjadi berdesak-desakan
                     Berjalan menjadi berjalan-jalan
                     Menulis menjadi menulis-menulis
6.       Kata ulang semu

Kata ulang semu adalah kata ulang yang menurut bentuknya tergolong kata ulang, tetapi sebenarnya bukan kata ulang sebab tidak ada dasar ulang.

Contoh :       Kupu-kupu
                     Kura-kura
                     Paru-paru

                       
C.      Ciri-ciri Reduplikasi

1.       Menimbulkan makna gramatikal
2.       Terdiri lebih dari satu morfem
3.       Selalu memiliki bentuk dasar
4.       Pengulangan pada umumnya tidak mengubah golongan kata atau kelas kata. Apabila  kata ulang itu berkelas kata kerja, bentuk dasarnya juga berkelas kata kerja.

5.       Arti bentuk dasar kata ulang selalu berhubungan dengan arti kata ulangannya. Ciri ini sebenarnya untuk menjawab persoalan bentuk kata yang secara fonemis berulang, tetapi bukan merupakan hasil proses pengulangan.

Contoh :
                                Bentuk undang bukan merupakan bentuk dasar dari kata undang-undang.
Undang merupakan kata kerja, sedangkan undang-undang merupakan kata benda. Kedua itu termasuk dalam kelas kata yang berbeda sehingga tidak bisa dikatakan bahwa undang-undang adalah hasil reduplikasi dari undang (lihat ciri nomor 4).Selain itu, undang dan undang-undang memiliki makna yang tidak berhubungan.

D.      Makna-makna Reduplikasi
               
1.       Banyak /intensitas kuantitatif
Contoh :anak-anak bermain dihalaman
2.       Kumpulan /kolektif dapat diperinci atas dua macam, yaitu:
Contoh :       a. Kumpulan sejenis
                        -dedaunan
                        -pepohonan
                        b. Kumpulan yang terdiri atas berbagai jenis
                        -Sayur-mayur
                        -Bunga-bungaan
                3.            Mengeraskan atau menyengatkan. contoh :besar-besar harga barang ditoko itu.
                4.            sunggguh-sungguh /intensitas kualitatif.
                               contoh :belajarlah rajin-rajin agar lulus ujian.      
                5.            Menyerupai atau mirip.                  contoh :adik bermain kuda-kudaan
                6.            Agak.                                              contoh :warna bajunya kebiru-biruan
                7.            Berulang-ulang / intensitas frekuentatif.
       Contoh :Karena marah, dia memukul-mukul meja.

                8.            Respirokal.                                        Contoh : Kedua saudara itu tolong-menolong
                9.            Menyatakan makna penegasan atau penekanan
                               Contoh :saya-saya saja yang disuruh membersihkan papan tulis
10.       Kata kerja berkonfiks ber-an seperti berlarian, berdatanagn, beterbangan,    berguguran, menyatakan makna pelaku perbuatan yang banyak. Kata kerja seperti itumenghendakipelaku yang banyakjuga.
                Contoh :Anak-anak itu berlarian

11.          Pengulangan kata  benda seperti, orang-orang, guru-guru, siswa-siwa, masalah-masalah, menyatakan makna banyak. Karena itu, kata ulang, kata ulang itu tidak boleh didahului oleh kata yang bermakna jamak.
                Contoh : yang salah = Banyak orang-orang
                             : yang benar = banyak orang, dll.